Taman Doa Gua Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan Gantang Sawangan Magelang

Taman Doa Gua Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan Gantang Sawangan Magelang Liburan Natal kali ini sebenarnya kami tidak merencanakan akan ke gereja St Gereja St. Fransiskus Xaverius Gantang. Namun dikarenakan kesalahan membaca jadwal perayaan ekaristi di suatu gereja maka kami mendapat info ada misa Natal pukul 10.00 di gereja ini. Pukul 08.55 kami sudah sampai ke Taman Doa Gereja St. Fransiskus Xaverius Gantang. Taman Doa itu nampak rapi karena masih tergolong baru pada penutupan Bulan Maria pada 31 Oktober 2017 Taman Doa Gua Maria Gantang ini baru saja di berkati oleh Monsinyur Robertus Rubiyatmoko. Suasana masih sepi hanya ada beberapa penziarah yang tengah berdoa dengan khusuk di Gua Maria dan Jalan Salib. Pukul 09.00 kami mendengar bunyi lonceng gereja yang dibunyikan oleh koster gereja. Kami kebetulan berada di dekat tempat koster itu membunyikan lonceng. Kami ikut menunduk berdoa dalam hati. Dan setelah selesai selesai membunyikan lonceng koster itu langsung membuat tanda salib dengan hikmat. Hal itu membuat kami terharu. Bapak koster itu bekerja dengan sepenuh hatinya. Setiap jam pasti dia membunyikan lonceng dan setiap jam dia berdoa dengan hikmat. Kemudian kami berjalan menuju Gua Maria. Gua Maria itu tidak tinggi letaknya seperti Gua Maria pada umumnya sehingga saat berdoa kami dapat merasakan kedekatan dengan Bunda Maria. Terdapat guci tembikar untuk membakar kertas ujud doa di samping kiri gua yang dapat digunakan oleh para penziarah. Setelah itu kami beranjak ke bagian lebih dalam dari Taman Doa di sana terdapat Gua Maria yang yang terbuat dari beton dan batu alam tinggi menjulang, Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan. Dan tak jauh dari sana terdapat keran-keran air suci dari mata air pengungan alami yang sudah diberkati oleh Monsinyur. Pukul 09.30 kami bersiap hendak mengikuti Misa Natal. Hal yang membuat kami terkagum-kagum kami disambut oleh barisan Among Tamu dengan pakaian adat Jawa baik pria dan wanitanya. Mereka dengan ramah menyambut kami pendatang baru di gereja tersebut. Di depan pintu masuk kami melihat seperangkat alat gamelan yang sudah dimainkan oleh para pemain gamelan. Di meja persembahan kami melihat sekeranjang buah-buahan, buncis, cabai, rawit, sayur wortel merupakan hasil bumi yang akan dipersembahkan saat misa. Pukul 10.00 misa dimulai dengan perarakan meriah putra-putri altar, prodiakon, lektor, pemazmur dan romo diiringi dengan tabuhan gamelan. Misa yang kami ikuti dari awal sampai akhir berbahasa Jawa. Walaupun tak sepenuhnya mengerti tapi kami dapat menangkap kotbah yang disampaikan oleh romo. Hampir sebagian besar umat yang duduk di dalam berpakaian kebaya dan kain. Begitu pula yang pria berpakaian adat Jawa dengan blankon dan keris. Sedangkan orang-orang mudanya sebagian pun berpakaian kebaya namun mereka duduk di luar dengan beralasakan tikar karena keterbatasan tempat. Kami sempat berbincang dengan umat yang duduk di sebelah kami menurutnya Romo memang meminta umat yang hadir saat Natal dan Paskah mengenakan pakaian adat Jawa. Padahal jarak tempuh umat menuju ke gereja tidak main-main. Mereka perlu berjalan kaki satu sampai dua jam untuk sampai ke tempat ini. Tapi mereka dengan taat dan gembira mengikuti ajuran romo. Seluruh umat nampak menikmati rangkaian misa dari awal sampai akhir mereka dengan aktif menjawab seruan pastor. Meskipun banyak dari mereka yang sudah tampak sepuh. Itulah kearifan lokal yang kami temukan di Desa Gantang, gereja St. Fransiskus Xaverius. Suatu berkat terselubung Tuhan menuntun kita ke tempat ini. Jika saudara-saudari hendak mengunjungi Taman Doa Gua Maria Gantang Sawangan ini berada di dalam satu kompleks dengan Gereja St. Fransiskus Xaverius Gantang, alamat lengkapnya adalah Gantang, Sawangan, Gantang, Magelang, Jawa Tengah 56481, Indonesia (Koordinat: -7.505949, 110.3537111 ) dan nomor telpon yang bisa dihubungi +62 812-9601-9636. Tuhan memberkati.

Komentar